Dr. Isa HA. Salam, M.Ag

(Dosen Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

 

Pada suatu ketika, sekelompok jin bergerombol mendekati Nabi Muhammad saw. Mereka ingin mendengar sesuatu yang dibaca oleh Nabi saw.

Keunikan atau kemukjizatan bahasa (keindahan dan ketelitian redaksinya) dan pesan kandungan al-Qur’an memesona mereka dan mereka pun terpukau.

Al-Qur’an menjelaskannya dalam surah al-Ahqāf [46] ayat 29:

وَاِذْ صَرَفْنَآ اِلَيْكَ نَفَرًا مِّنَ الْجِنِّ يَسْتَمِعُوْنَ الْقُرْاٰنَۚ فَلَمَّا حَضَرُوْهُ قَالُوْٓا اَنْصِتُوْاۚ فَلَمَّا قُضِيَ وَلَّوْا اِلٰى قَوْمِهِمْ مُّنْذِرِيْنَ

Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan kepadamu (Muhammad) serombongan jin yang mendengarkan (bacaan) Al-Qur’an, maka ketika mereka menghadiri (pembacaan)nya mereka berkata, “Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)!” Maka ketika telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan. (QS. al-Ahqāf [46] : 29)

Peristiwa ini terjadi pada suatu saat Rasulullah saw. bersama beberapa orang sahabatnya dalam perjalanan menuju pasar Ukazh. Sampai di tempat yang bernama Nakhlah Rasulullah Saw bersama sahabat melaksanakan shalat subuh, ketika itulah datang sekelompok jin menghampiri Nabi dan sahabatnya, (Nabi & sahabatnya tidak mengetahuinya) hampir-hampir saja jin-jin tersebut berdesak-desakan mengelilingi Nabi. Dalam surah al-Jin dikatakan:

وَّاَنَّهٗ لَمَّا قَامَ عَبْدُ اللّٰهِ يَدْعُوْهُ كَادُوْا يَكُوْنُوْنَ عَلَيْهِ لِبَدًاۗ ࣖ

 Dan sesungguhnya ketika hamba Allah (Muhammad) berdiri menyembah-Nya (melaksanakan salat), mereka (jin-jin) itu berdesakan mengerumuninya. (QS. al-Jin [72]: 19)

Sebagian mereka menasihati yang lain supaya diam dan mendengar bacaan Muhammad Saw. Setelah selesai Nabi Saw shalat, jin-jin tersebut kembali kepada kaumnya dan memberi tahu bahwa mereka telah mendengar suatu kitab yang diturunkan setelah Musa as yang membenarkan kitab-kitab sebelumnya, memberi petunjuk kepada kebenaran dan jalan yang lurus. Allah menjelasnya dalam surah yang sama ayat 30:

قَالُوْا يٰقَوْمَنَآ اِنَّا سَمِعْنَا كِتٰبًا اُنْزِلَ مِنْۢ بَعْدِ مُوْسٰى مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ يَهْدِيْٓ اِلَى الْحَقِّ وَاِلٰى طَرِيْقٍ مُّسْتَقِيْمٍ

Mereka berkata, “Wahai kaum kami! Sungguh, kami telah mendengarkan Kitab (Al-Qur’an) yang diturunkan setelah Musa, membenarkan (kitab-kitab) yang datang sebelumnya, membimbing kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus. (QS. al-Ahqāf [46]: 30).

Tidak hanya sebatas memberi tahu bahwa al-Qur’an itu memberi petunjuk ke jalan yang benar, tetapi mereka juga menyampaikan kekaguman, keterpersonaan mereka terhadap Al-Quran yang mereka dengar. berfirman Allah berikut ini menceritakan hal tersebut:

قُلْ اُوْحِيَ اِلَيَّ اَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِّنَ الْجِنِّ فَقَالُوْٓا اِنَّا سَمِعْنَا قُرْاٰنًا عَجَبًاۙ يَّهْدِيْٓ اِلَى الرُّشْدِ فَاٰمَنَّا بِهٖۗ وَلَنْ نُّشْرِكَ بِرَبِّنَآ اَحَدًاۖ

Katakanlah (Muhammad), “Telah diwahyukan kepadaku bahwa sekumpulan jin telah mendengarkan (bacaan),” lalu mereka berkata, “Kami telah mendengarkan bacaan yang menakjubkan (Al-Qur’an), (yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan sesuatu pun dengan Tuhan kami. (QS. al-Jin [72] : 1-2)

 

Wa Allah a’lam!

(sekilas info, semoga bermanfaat)

*sumber Tafsir Ibnu Katsir*