Dr. Isa HA. Salam, M.Ag
(Dosen Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ َالصِّيَامُ جُنَّةٌ (صحيح البخاري – ج 6 / ص 474)
Artinya: Dari Abu Hurairah ra. ia berkata, Rasulullah saw. bersabda ”puasa itu adalah perisai″ (HR. Imam al-Bukhari)
Hadis yang dikutip di atas, menyatakan bahwa “puasa itu perisai/benteng”. Perisai adalah alat yang dipakai sebagai pelindung diri dalam peperangan supaya tidak terkena senjata musuh. Bagi kita, dalam menjalani kehidupan ini, perisai diperlukan sebagai banteng pertahanan supaya tidak dikuasai musuh.
Manusia, dalam kesehariannya, selalu berhadapan dengan musuh; Semua bentuk rayuan, rangsangan, godaan-godaan yang merangsang keinginan dan memancing nafsu untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak terpuji; pelanggaran terhadap norma-norma agama dan norma-norma yang berlaku di tengah masyarakat, baik yang menyangkut susila ataupun sosial yang berdampak negatif terhadap kehidupan, semuanya adalah ″musuh″.
Sumber semua rayuan itu adalah iblis/setan. Setan merupakan musuh ″nyata″ bagi manusia sepanjang hidup. Setan setiap saat mencari peluang agar dapat menjerat dan menyeret manusia ke jalan tercela dan perbuatan terkutuk. Kelompok setan telah sejak lama menyatakan tekadnya di hadapan Allah Swt., untuk senantiasa merayu, membujuk dan menggoda anak cucu adam agar tenggelam bersama-sama mereka. Hal ini dijelaskan Allah dalam al-Qur’an:
قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ (16) ثُمَّ لَآَتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ (17) [الأعراف/16، 17]
Artinya: Iblis menjawab: “Karena Engkau Telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). (QS. al-A’raf: 16-17)
Menghadapi kegigihan setan yang tidak henti-hentinya berusaha menyeret manusia kepada kejahatan, diperlukan perisai/benteng yang kuat dan kokoh supaya dapat melindungi diri agar tidak mudah dipermainkan hawa nafsu yang telah kerasukan setan.
Ibadah puasa, pada hakikatnya adalah penempaan diri supaya mampu menahan diri dari keinginan buruk, baik yang muncul dari dalam atau berasal dari rangsangan yang datang dari luar diri kita selama sebulan penuh, sehingga mental rohani kita menjadi kuat dan tidak mudah digoda. Inilah yang disebut memiliki benteng yang kokoh, pribadi yang tangguh dan ini pula agaknya yang disebut oleh Nabi saw.: الصِّيَامُ جُنَّةٌ “puasa itu adalah perisai/benteng”.
Wa Allahu A’lam