Gedung FU, USHUL NEWS – Sebagai salah satu upaya mengembangkan wawasan dan keilmuan mahasiswa di lingkungan Fakultas Ushuluddin (FU) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, maka perlu mengoptimalkan peran perpustakaan sebagai wadah pengembangan intelektualitas civitas akademika melalui kajian literasi.
Hal ini disampaikan oleh Narasumber Penggagas yang sekaligus Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Dosen Ushul Fiqh FU, Khairul Insan, Lc, M.S.I, dalam webinar yang digelar secara virtual melalui Zoom Meeting. Rabu (17/11/2021)
Webinar yang bertajuk “Optimalisasi Pemanfaatan Perpustakaan Melalui Kajian Literasi” ini dimoderatori oleh Dosen FU Basyir Arif, MA. Dihadiri oleh Dekan FU Dr. Yusuf Rahman, MA, Kepala Bagian Perpustakaan FU Drs. Andi Baharuddin, S.IP, M.MPd, dan mahasiswa. Hadir pula 4 Narasumber Testimoni yakni Dr. Musthofa Abdullah (Pakar Hadis dan Ilmu Hadis dan Utusan Al-Azhar untuk Indonesia), Dr. Malik Husain Sya’ban (Pakar Ilmu Aqidah, Qira’at dan Tafsir Qur’an, dan Dosen LIPIA), Dr. Syauqi Al-Athor (Pakar Fiqh Perbandingan Madzhab dan Utusan Al-Azhar untuk Indonesia), dan Dr. (C) Irham Dongoran, Lc, M.A (Hafizh Al-Qur’an, Juara 2 Tahfizh Al-Qur’an Bidang Tafsir International, Dewan Hakim MTQ Tingkat Provinsi dan Nasional Indonesia, dan Dosen STAI As-Sunnah Tanjung Morawa Sumut).
Dekan Fakultas Ushuluddin, Yusuf Rahman, dalam sambutannya mengatakan, mengapresiasi pencapaian Khairul Insan, yang sebentar lagi menasbihkan statusnya sebagai dosen PNS di Fakultas Ushuluddin.
“Saat ini hampir menyelesaikan kegiatan Pelatihan Dasarnya. Topik hari ini sangat penting, yakni bagaimana mengoptimalkan perpustakaan untuk kajian literasi. Upaya ini sangat strategis bagi pengembangan keilmuan mahasiswa,” katanya.
“Oleh karena itu, fakultas kami berusaha mengoptimalisasi penggunaannya juga memalui renovasi dan pemugaran di beberapa sisi, agar mahasiswa, dosen, dan semua civitas akademik bisa lebih nyaman dan tertarik meramaikan perpustakaan kita. Kita juga sudah mengupgrade website yang kita punya dengan tampilan yang lebih menarik, dan civitas akademika FU bisa akses web tersebut untuk berbagai keperluan,” sambungnya.
Kepala Bagian Perpustakaan FU, Andi Baharuddin mengatakan, mahasiswa yang datang ke perpustakaan kebanyakan adalah mahasiswa tingkat akhir, dan di masa pandemi saat ini pelayanan lebih banyak dilakukan secara online.
“Masa pandemi tidak boleh ada kerumunan. Oleh karena itu, kita sediakan juga pelayanan online. Dan saat ini, terutama yang harus diperbaiki adalah problem sarana prasarana atau perangkat yang mendukung berjalannya pelayanan perpustakaan agar bisa berjalan secara optimal,” ujarnya.
Narasumber Penggagas, Khairul Insan, dalam pemaparannya menjelaskan latar belakang diadakannya webinar ini, dan penjelasan terkait hubungan antara peran perpustakaan dengan literasi.
“Acara webinar ini adalah bagian dari rangkaian kegiatan latsar cpns 2021 yang sedang saya jalani, dan hari ini adalah puncak kegiatannya. Ide ini berangkat dari persoalan yang muncul karena kurang optimalnya pemanfaatan perpustakaan oleh mahasiswa,” jelasnya.
Ia melanjutkan, bagaimana kita bisa mengoptimalkan peran perpustakaan? Selama ini perpustakaan hanya menjadi tempat membaca atau meminjam buku, seharusnya mahasiswa bisa menggunakan perpustakaan sebagai wadah memperkuat literasinya.
“Perpustakaan menjadi semacam jantung intelektual kampus. Mengapa perpustakaan? Karena perpustakaan bisa dijadikan sebagai wadah untuk berbaur, tempat berdiskusi dan tukar keilmuan, tidak pusing sendiri. Di sana kita bisa saling sharing tentang hal yang kita bingungkan, kita bisa bertanya kepada orang yang sefrekuensi, yang memang tengah menambah keilmuan mereka,” paparnya lagi.
Sementara itu, para Narasumber Testimoni juga memberikan komentarnya terkait bagaimana perpustakaan bisa dioptimalkan melalui kajian literasi.
Pakar Hadits dan Ilmu Hadits dan Utusan Al-Azhar untuk Indonesia, Musthofa Abdullah mengatakan, tema ini penting karena bisa bagaimana mahasiswa bisa kembali kepada perpustakaan, karena peradaban manusia tidak akan sempurna tanpa peran perpustakaan.
“Seperti yang kita tahu bahwa perpustakaan bisa menjadi tempat bagi dimulainya perkembangan peradaban manusia. Sebaik-baik amal adalah hal yang paling sering dilakukan. Jika kita menuju ke perpustakaan untuk membaca dan menjadi kebiasaan, tentunya ini akan sangat baik sekali,” katanya.
Pakar Ilmu Aqidah, Qira’at dan Tafsir Qur’an, dan Dosen LIPIA, Malik Husain Sya’ban menjelaskan seorang mahasiswa, ibarat burung, dia harus memiliki dua sayap. Kedua sayap itu sangat dibutuhkan ketika ia ingin tetap berada di jalur ilmu.
“Pertama, ia harus mendatangi gurunya secara langsung, untuk bertanya dan berdiskusi. Kedua adalah tarbiyah mengunjungi perpustakaan. Ada ungkapan, ilmu itu di rongga-rongganya adalah buku, namun kuncinya berada di dada para ulama atau para guru,” jelasnya.
Pakar Fiqh Perbandingan Mazhab dan Utusan Al-Azhar untuk Indonesia, Syauqi Al-Athor, lebih memberikan penjelasan terkait peran ilmu bagi kehidupan manusia.
“Seseorang yang pintar akan memiliki banyak teman. Sebaliknya, orang yang bodoh akan memiliki banyak musuh karena kebodohannya sendiri. Seseorang yang belajar juga harus dibekali rasa takut kepada Allah, dan sejak awal niatkan semata untuk mendapat Ridho Allah. Sebab ilmu itu adalah gizi bagi manusia, baik jiwa maupun otak manusia. Maka gizi tidak akan tercerap dengan baik jika diniatkan dengan tidak baik,” papar Syauqi.
Komentar terakhir disampaikan oleh Irham Dongoran, seorang Hafizh Al-Qur’an sekaligus Dosen STAI As-Sunnah Tanjung Morawa Sumut. Menurutnya, ada beberapa kiat agar mahasiswa mau konsisten untuk mengunjungi perpustakaan.
“Pertama, kita harus menentukan kita mau jadi apa, tujuan hidup kita apa. Hal ini akan menjadi semacam bahan bakar bagi semangat kita. Kedua, punya tekad, agar bisa menghadapi semua rintangan yang ada,” ujar dia.
“Ketiga, kita juga harus punya sifat istiqamah, tidak setengah hati, harus punya pendirian yang kuat. Perlu juga untuk fokus pada apa yang menjadi minat kita. Dan terakhir, berdoa kepada Allah. Karena sehebat apa pun kita, kita tetap manusia yang lemah. Kita memohon meminta kekuatan dan keteguhan agar terus bertahan dalam mengaji berbagai ilmu,” tutupnya. (man)