Gedung FU, USHUL NEWS – Mahasiswa program Studi Agama-Agama Fakultas Ushuluddin (Dedi Irawan) telah berpartisipasi dalam program JENESYS (Japan-East Asia Network for Students and Youth). JENESYS merupakan sebuah program yang difasilitasi oleh pemerintah Jepang melalui JICE (Japan International Cooperation Center), yang diberi judul Japan-Indonesia Excange (Peace Building) 2022.
Tujuan program tersebut adalah untuk mempromosikan rasa saling percaya dan pengertian diantara masyarakat Jepang dengan kawasan Asia-Pasifik, serta untuk membangun persahabatan dan perdamaian untuk masa depan dunia yang lebih baik.
Program JENESYS diselenggarakan dari tanggal 24 Januari – 31 Januari 2023. Berfokus pada dua kunjungan ke kota besar, yakni Tokyo dan Hiroshima. Tokyo merupakan ibu kota Jepang dan Hiroshima merupakan kota bersejarah di Jepang.
Kegiatan utama dari program tersebut ialah kuliah tematik di Universitas Waseda, Tokyo. Tema kuliah tersebut adalah “Agama Islam di Jepang” oleh Profesor Miichi Ken. Dalam presentasinya Ken mengatakan bahwa Islam di Jepang sangat sedikit jumlahnya, selebihnya lebih banyak Islam yang dari luar Jepang, seperti Indonesia, Pakistan dan Turki.
“Islam di Jepang populasinya sedikit, lebih banyak dari luar Jepang seperti Indonesia, Pakistan dan Turki yang menetap di Jepang”, ujar Ken (26/2/2023).
Dedi Irawan delegasi dari UIN, dipercayai merespon kuliah tersebut pada sesi akhir. Irawan menyoroti pengamatannya langsung di Jepang, bahwa ia tidak melihat unsur-unsur religiusitas atau simbol agama.
“Sampai hari ini, saya tidak melihat simbol-simbol agama di Tokyo, Jepang”, ungkap Irawan (26/2). Selain itu, ia memberikan catatan penting mengenai peluang dan tantangan agama di Jepang.
“Saya mengapresiasi konsep-konsep penting seperti Ikigai, yang menekankan pada pencarian makna bukan pada simbol keagamaan. Tetapi saya mengalami kekhawatiran di masa yang akan datang, masyarakat modern Jepang akan mengalami krisis identitas dan depresi yang berlebih,” ungkap Irawan.
Kegiatan selanjutnya adalah studi pengamatan langsung mengenai sejarah dan budaya di Tokyo. Diantara tempat yang dikunjungi, yaitu Ozu Washi Meseum, Tokyo Camii Diyanet Turkish Culture Center, dan The Imperial Palace Nijyuubashi.
Kemudian pada hari berikutnya peserta berkegiatan di Hiroshima yang merupakan kota bersejarah di Jepang. Oleh karena itu, peserta melakukan pengamatan langsung dan berbela sungkawa terhadap tragedi Hiroshima di tahun 1945 yang menewaskan ratusan ribu korban jiwa.
Tempat-tempat yang dikunjungi peserta diantara lain Kastel Hiroshima, Hiroshima Peace Memorial Meseum, dan belajar kaligrafi Jepang (Shodou). Setelah mengenal tempat-tempat bersejarah, peserta diperkenalkan dengan keindahan pulau Miyajima dan Kuil Itsukusima.
Peserta yang mengikuti program ini berjumlah 25 orang, perwakilan dari kampus seperti UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Muhamadiyah Bandung & Jakarta, Universitas Nahdlatul Ulama Jakarta & Surabaya, serta lembaga Islam di Indonesia lainnya. (di)