Sukabumi, USHUL NEWS – Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggandeng Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang untuk Sharing Experiences tentang bagaimana meraih Akreditasi Internasional FIBAA.
Acara yang bertajuk “Kiat dan Strategi Meraih Akreditasi Internasional FIBAA” ini digelar secara hybrid (luring dan daring), merupakan salah satu kegiatan dalam rangkaian Rapat Kerja (Raker) Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang dihelat di Taman Sari Hotel & Resort, Jalan Surya Kencana No. 112 Cikole, Sukabumi, Jawa Barat. Selasa (22/2/2022).
Wakil Dekan I Bidang Akademik Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta, Prof. Kusmana, MA, Ph.D. selaku moderator mengawali acara dengan menjelaskan alasan dilaksanakannya Sharing Experiences ini.
“Acara Sharing Experiences ini dinilai penting karena dari sini kita bisa belajar bagaimana Fakultas Psikologi UNDIP Semarang bisa meraih Akreditasi Internasional FIBAA. Nantinya FU akan banyak mengambil banyak pelajaran, baik secara teknis maupun substantif, tentang bagaimana FU juga bisa meraih akreditasi dari FIBAA,” katanya membuka acara.
Menanggapi hal ini, Wakil Dekan I Bidang Akademik UNDIP Semarang, Dr. Phil. Dian Veronika Sakti Kaloeli, S.Psi., M.Psi., selaku pemateri mengaku senang bisa berkolaborasi dengan Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta.
“Terima kasih atas undangannya, saya bangga bisa hadir bersama keluarga FU. Di sini nanti kita bisa bersama-sama belajar, dan kami akan mencoba bercerita tentang pengalaman kami meraih Akreditasi Internasional FIBAA, juga tentang bagaimana kriteria penilaian dan kebutuhan data Self-Evaluation Report (SER),” ujar Vio, sapaan akrabnya.
Vio mengatakan, sejauh ini FIBAA menjadi primadona untuk rumpun sosio-humaniora. Ini bisa dijadikan sebagai acuan namun tetap harus hati-hati dengan menghindari plagiarisme. “Karena bila ditemukan laporannya hasil plagiat, borang itu tidak akan diterima dan selanjutnya tidak akan mendapatkan akreditasi,” katanya.
Ia menjelaskan, ada beberapa kriteria standar yang memang harus dipenuhi. “Saya pikir SER ini sudah cukup jelas dan sistematis. Laporan di FIBAA harus menyajikan data yang simpel dan jelas, tidak melebar ke mana-mana, bisa menyampaikan secara ringkas, tepat dan padat. Jika sudah memiliki pedoman tertentu sebagai bentuk laporan, perlu dilakukan parafrase kembali pada setiap chapter-nya,” pungkasnya.
Untuk persiapan sebagai tips dan strategi, Vio menambahkan, buatlah perencanaan dalam tim akreditasi. Bisa melibatkan mahasiswa dan alumni untuk membantu proses pengerjaan borangnya.
“Tim ini harus benar-benar solid, apalagi kita memang harus berkomunikasi dengan banyak prodi yang berbeda, jadi masing-masing dari prodi memiliki PIC, kemudian kita berdiskusi bersama dalam forum yang melibatkan dekanat. Ini merupakan satu kesatuan, tidak bisa putus-putus, harus di cek satu persatu. Ada filter yang dipasang berdasarkan tanggung jawab masing-masing. Jangan lupa siapkan perhitungkan waktu dan buatkan timeline.,” paparnya.
“Pastikan seefektif dan seefisien mungkin, artinya tidak berbelit-belit, hindari overconfidence, semua harus ada datanya. SER ditulis dalam Bahasa Indonesia terlebih dahulu kemudian diterjemahkan oleh penerjemah terpercaya, kredibel. Semua dokumen itu juga harus ditranslasikan dengan standar yang benar. Libatkan BEM dan Senat Mahasiswa dalam setiap proses, ada data aktivitas dan prestasi mahasiswa,” imbuh dia. (fu/man)