Gedung FU, USHUL NEWS – Menjelang perkuliahan Semester Genap Tahun Akademik 2020/2021, Fakultas Ushuluddin (FU) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggenjot beberapa persiapan. Atas dasar ini, Fakultas Ushuluddin menggelar Rapat Koordinasi Tim Akademik secara daring via zoom meeting. Jumat (26/02/2021).

Jalannya rapat koordinasi (rakor) yang dipimpin dan dibuka oleh Wakil Dekan Bidang Akademik Kusmana, MA, Ph.D ini dihadiri oleh Dekan Fakultas Ushuluddin, Dr. Yusuf Rahman, MA, Wakil Dekan Bidang Akademik Kusmana, MA, Ph.D, Wakil Dekan Bidang Administrasi dan Umum Dr. Lilik Ummi Kaltsum, MA, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama Dr. Edwin Syarip, M.Ag, Ketua Program Magister Fakultas Ushuluddin Dr. Bustamin, SE, Ketua Prodi Studi Agama-Agama Syaiful Azmi, MA, Ketua Prodi Studi Aqidah dan Filsafat Islam Dra. Tien Rohmatin, MA, Ketua Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Dr. Eva Nugraha, M.Ag, Ketua Prodi Ilmu Hadis Dr. Rifqi Muhammad Fatkhi, MA, Ketua Prodi Ilmu Tasawuf Ala’i Nadjib, MA, para sekretaris prodi, jajaran pejabat struktural, dan para Guru Besar FU UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Mengawali rakor, Wakil Dekan Bidang Akademik, Kusmana, MA, Ph.D mengatakan, pertemuan kali ini mengundang 3 tim sekaligus, untuk memaparkan, sharing dan update status kerja dari setiap tim masing-masing.

“Pagi ini sengaja 3 tim sekaligus kami kumpulkan, yakni 1) Tim Review Kurikulum, 2) Tim Penyusun Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, dan 3) Tim Proposal Pembukaan Program Doktor (S3). Selain perkenalan dan refreshing, juga untuk memantapkan semua persiapan dan pekerjaan di semester ini yang telah disusun sebelumnya. Sudah sejauh mana perkembangannya, dan mudah-mudahan pertemuan ini difollow up dengan kegiatan pemantapan dari masing-masing tim,” jelasnya.

Dekan Fakultas Ushuluddin, Dr. Yusuf Rahman, M.A, dalam sambutannya mengatakan, untuk urusan akademik ini merupakan salah satu yang menjadi fokus pembenahan FU untuk mengembangkan suasana akademik, baik dalam kebijakan, kegiatan-kegiatan akademik seperti diskusi dan seminar, maupun kualitas mahasiswa.

“Maka kami sangat berterima kasih kepada para dosen yang bersedia untuk membenahi, memperbaiki dan mengembangkan ranah akademik ini. Khusus pada mahasiswa, ada beberapa hal yang menyebabkan mereka sulit lulus tepat waktu. Untuk itu, kali ini kita akan bersama-sama mencari solusi dari problem-problem tersebut,” katanya.

Ketua Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, yang sekaligus sebagai Ketua Tim Review Kurikulum, Dr. Eva Nugraha, M.Ag, menjelaskan beberapa hal terkait perkembangan draf kurikulum yang sudah disiapkan.

“Untuk tingkat S1, kita ingin menciptakan mahasiswa yang sesuai dengan profil lulusan yang ada di setiap prodi, juga disiapkan untuk menjadi ahli pemula, akademisi, dan asisten peneliti. Maka perlu ada perubahan sikap, pengetahuan, dan keterampilan dari para mahasiswa. Perubahan ini harusnya terlihat di tugas akhir mereka, di sini harus memiliki kompetensi dengan pola pemikiran sistematis dan kritis. Pola inilah yang perlu dibenahi bahwa apakah semua prodi sudah menyiapkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan,” papar Eva.

Kedua, Ia melanjutkan, bila struktur kurikulum ini akan menerapkan kurikulum Kampus Merdeka, maka ini akan menggerus banyak hal.

“Tugas berikutnya adalah menelaah dan menyesuaikan draf kurikulum dari setiap prodi dengan konsep besar yang sudah disiapkan, dan akan diproyeksi pelaksanaannya setiap 2 minggu sekali. Semoga ini akan menghasilkan kebijakan yang tentu saja perlu dikaitkan dengan visi misi dari setiap prodi,” imbuhnya.

Sementara itu, Guru Besar Antropologi Agama, Prof. Dr. M. Ikhsan Tanggok, M.Si menceritakan akan pengalamannya ketika rapat di Senat Universitas terkait pembukaan prodi baru S2 di FISIP UIN Jakarta.

“Untuk program doktoral, kami sudah menyerahkan draf naskah akademik ke senat pusat universitas, ke Kemenag dan Dikti. Ini masih perlu dikaji ulang dan ke depan perlu diadakannya pertemuan sebagai bentuk follow up dari tahap ini. Kedua adalah soal marketing, kami sudah koordinasi dengan Dirjen Dikti via zoom, yang terpenting untuk membuka prodi baru adalah soal marketingnya, agar kita bisa mengetahui seberapa besar animo masyarakat untuk bergabung pada prodi yang kita buka. Maka ini perlu kita pikirkan dan siapkan bersama,” paparnya.

Selanjutnya, rapat koordinasi ini dilanjutkan dengan sharing, jajak pendapat, dan masukan-masukan dari para Guru Besar Fakultas Ushuluddin, para dosen dan para pejabat struktural, untuk bersama-sama mencari solusi dari problem yang sudah diinventarisasi. (man)