Gedung FU, USHUL NEWS – Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) melakukan Asesmen Lapangan (AL) secara daring terhadap Program Studi Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin (FU) UIN Syarif Hidayatullah. Jajaran Dekanat FU dan Pimpinan Program Studi Ilmu Hadis sambut hangat dua asesor yang dihelat secara daring via zoom meeting di Ruang Pertemuan Lantai 4 gedung FU UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat, Kota Tangerang Selatan. Senin (27/09/2021).
Asesor BAN-PT kali ini terdiri dari Prof. Dr. Arifuddin Ahmad, M.Ag. dari UIN Alaudin Makassar dan Dr. Alim Roswantoro dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Acara pembukaan dipimpin langsung oleh Dekan Fakultas Ushuluddin, Dr. Yusuf Rahman, M.A, didampingi oleh Wakil Dekan I Bidang Akademik Kusmana, M.A.,Ph.D., Wakil Dekan II Bidang Administrasi dan Umum Dr. Lilik Ummi Kaltsum, M.A., Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama Dr. Edwin Syarip, M.Ag., Ketua Prodi Ilmu Hadis Dr. Rifqi Muhammad Fatkhi, M.A., Sekprodi Dr. Abdul Hakim Wahid, M.A., GJM Dr. Syahrullah Iskandar, M.A., para pejabat struktural Fakultas Ushuluddin, Dosen, Tenaga Kependidikan FU, pengguna lulusan, mahasiswa dan alumni.
Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang mengikuti kegiatan secara virtual, Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, M.A, dalam pembukaan kegiatan ini menyambut gembira adanya asesmen lapangan ini.
“Kami sangat bersyukur dan terima kasih kepada BAN-PT khususnya kepada tim asesor yang menyempatkan waktunya yang sangat berharga untuk membantu kami dalam proses akreditasi ini. Ini merupakan tanggung jawab kami dalam melaksanakan tugas di perguruan tinggi kepada pemerintah dan kepada masyarakat, juga ini tentu sangat bernilai bagi institusi kami dan bagi masa depan anak-anak kita di masa yang akan datang” ucap Prof. Amany.
Dalam kesempatan itu, Dekan Fakultas Ushuluddin, Yusuf Rahman memberikan apresiasi tim akreditasi Prodi Ilmu Hadis, tim Borang dan berbagai pihak yang sudah bersedia membantu dan mempersiapkan segala hal sehingga asesmen lapangan ini terlaksana dengan baik.
“Prodi Ilmu Hadis ini adalah pecahan dari Prodi Tafsir dan Hadis. Dari sini terpecah menjadi Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir dan satunya lagi adalah Prodi Ilmu Hadis. Akreditasi yang sudah diterima oleh Tafsir Hadis itu hanya boleh dilanjutkan oleh salah satu prodi, yaitu Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. Sementara Ilmu Hadis itu harus mulai dari awal. Karena Ilmu Hadis data dan dokumennya baru dihitung mulai dari tahun 2016,” jelasnya.
Yusuf menjelaskan, dari 5 prodi yang ada di Fakultas Ushuluddin baik jenjang S-1 maupun S-2, Prodi Ilmu Hadis ini adalah satu-satunya prodi yang belum divisitasi, karena Prodi Ilmu Hadis ini mengajukan borang akreditasinya menggunakan sistem akreditasi yang baru yakni 9 kriteria, sementara prodi yang lain masih menggunakan 7 kriteria atau standar.
“Sembilan (9) kriteria ini lebih melihat kepada output dan outcome dari proses pembelajaran. Mulai dari visi misi, tata pamong dan kerjasama, mahasiswa, SDM, keuangan dan sarana prasarana, pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan terakhir adalah luaran. Nah yang luaran ini, output dan outcome itulah yang menjadi fokus dari akreditasi ini,” papar Yusuf.
Di tempat yang sama, Wakil Dekan II Bidang Administrasi dan Umum Lilik Ummi Kaltsum mengatakan, tim Borang yang dibantu oleh mahasiswa dan alumni, sudah mempersiapkan dengan detail data dan dokumen yang dibutuhkan.
“Kerjasama antara jajaran Dekanat FU, Kaprodi dan Sekprodi Ilmu Hadis, mahasiswa dan alumni begitu luar biasa, mereka sampai paham betul data atau dokumen tertentu masuk pada kriteria yang mana. Saya sangat apresiasi dengan semangat dan kerjasama dari semua pihak yang terlibat,” ujarnya
Lilik menambahkan, pihaknya berharap kegiatan akreditasi yang berlangsung selama 2 hari ini berjalan lancar, tidak ada hambatan meskipun dilaksanakan secara daring dan mendapatkan hasil terbaik.
Sementara itu, Sekprodi Ilmu Hadis, Abdul Hakim Wahid menjelaskan, persiapan akreditasi Prodi Ilmu Hadis itu sebenarnya sudah dilakukan sejak tahun 2019.
“Ya, sudah dilakukan sejak 2019, namun baru di-follow up sekarang oleh BANT-PT. Walaupun informasinya terkesan mepet, karena pemberitahuan visitasi ini waktunya cukup mendadak, hanya 10 hari. Tapi Alhamdulillah, meskipun masih terdapat beberapa kekurangan, namun secara keseluruhan data dan dokumen yang diperlukan hampir lengkap semua,” katanya.
“Namun persoalannya, Prodi Ilmu Hadis ini baru meluluskan mahasiswa di tahun 2020, akhirnya ada beberapa data yang belum bisa kita isi. Bukan karena kita tidak bisa mengisinya, tetapi karena memang masanya belum bisa mengisi. Inilah sebenarnya yang agak disayangkan. Semoga kerjasama dalam upaya inventarisasi dokumen ini tidak hanya selesai pada kegiatan asesmen lapangan ini, tetapi ke sananya bisa tetap lengkap, bagus, dan rapi,” harapnya.
Dalam kegiatan visitasi yang berlangsung Senin dan Selasa, 27-28 September 2021 ini, kedua asesor BAN-PT melakukan pengecekan dokumen yang diisi dalam borang. Asesor juga mewawancarai mahasiswa, alumni, dosen, dan para pemangku kebijakan sekaligus pengguna alumni (stakeholder/user). (fu/man)