Ciputat, Ushul_News. Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menerima kunjungan dari Fakultas Ushuluddin IAIN Kudus yang diterima di Ruang Pertemuan Lantai 4 FU pada Kamis (22/10). Kedatangan mereka disambut baik oleh Yusuf Rahman (Dekan), Lilik Ummi Kaltsum (Wadek II), Edwin Syarif (Wadek III), Tien Rohmatin (Kaprodi Aqidah dan Filsafat Islam), Banun Binaningrum (Sekprodi Aqidah dan Filsafat Islam) Fahrizal Mahdi (Sekprodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir), Ala’i Nadjib (Kaprodi Ilmu Tasawuf), Aktobi Ghozali (Sekprodi Ilmu Tasawuf), Lily Fakhriyah (Kabag TU), Andi Baharuddin (Kaur Perpustakaan Fakultas), dan Ratna (Kasubbag Administrasi Umum).
Perihal kunjungan ini adalah di mana dalam sistem lembaga pendidikan memiliki kelebihan dan kekurangan. Untuk itu, dalam peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan tinggi penjajakan kerja sama perlu dilakukan. Saling berbagi kekuatan, baik itu SDM, sistem pengelolaan kampus, dan lain-lain sebagainya. Hal ini tidak lain adalah untuk kemajuan pendidikan tinggi itu sendiri.
Fakultas Ushuluddin IAIN Kudus misalnya, tergolong baru, di mana pada tahun 2013 beroperasi Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Aqidah dan Filsafat Islam, Ilmu Hadis dan Akhlaq Tasawuf. Selanjutnya pada tahun 2017 jurusan mengajukan perubahan nomenklatur Program Studi dari Ilmu Tasawuf menjadi Tasawuf dan Psikoterapi.
Pada kesempatan itu, IAIN Kudus khususnya Fakultas Ushuluddin ingin belajar banyak hal tentang pengelolaan kelembagaan di Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tujuan kunjungan kerja kali ini tidak lain adalah meningkatkan kerja sama antar lembaga dan membahas Kurikulum Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (KMBKM).
Dekan Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memberi sambutan hangat terkait dengan agenda yang dituturkan itu; “bahwasanya Ushuluddin sendiri belum memiliki format apa pun. Karena program itu masih digodok oleh kampus merdeka,” terang Yusuf Rahman
Acara penyambutan berhasil membuat suasana menjadi cair dan akrab, terlebih dari kedua lembaga tersebut memiliki kekurangan pada program masing-masing. Dari itu, semua tamu dipersilahkan mengeluarkan unek-unek tujuan utama di antaranya tentang kampus merdeka itu. “Bahwasanya UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sedang menggodok itu, buktinya pada hari ini Bapak Kusmana (Wadek I) sedang mengikuti workshop kurikulum, termasuk kurikulum kampus merdeka,” Jelas Tien Rohmatin
Adapun trimester studi mahasiswa termasuk dari IAIN Kudus mengatakan bahwa mereka sudah membuat kuesioner tentang minat bakat, tetapi kemudian mereka bingung sehingga mencari pengalaman ke UIN Jakarta, “Kita sudah mengumpulkan data minat dan bakat, kira-kira diapakan data itu?,” tanya dari salah satu perwakilan IAIN Kudus. “Data itu dapat dikembangkan dalam wujud workshop atau pelatihan termasuk bentuk bimtek di Ushuluddin sini,” jawab Lilik Ummi Kaltsum (Wadek II) sekaligus pembawa acara
“Bagaimana bisa memperoleh dana Internasional, seperti mengikuti Short Course. Bagaimana kiat-kiatnya? Lalu bagaimana peningkatan pengarsipan atau persuratan di Ushuluddin? Selain itu, bagaimana dalam peningkatan kualitas tenaga kependidikan, serta pengelolaan-pengelolaan lain?” tanya salah satu dari perwakilan lain IAIN Kudus.
Terkait pengarsipan dijawab Kabag TU. “Pengarsipan Fakultas Ushuluddin memiliki e-letters yang dipasang di website, di mana data yang diisi itu akan masuk dalam database email Humas Ushuluddin,” jelas Lily Fakhriyah
“Ushuluddin sudah mulai mau bergerak menuju Eco–Green Campus dengan membagikan botol minuman (tumbler), mengurangi penggunaan air kemasan. Adapun untuk meningkatkan kualitas tenaga kependidikan, UIN Jakarta mengadakan pelatihan atau workshop di tingkat universitas,” tambah Wadek II
Perlu diketahui bahwa IAIN Kudus memiliki keunggulan dalam pengelolaan jurnal ilmiah. Beberapa jurnal yang dimiliki telah terdaftar dalam akreditasi jurnal nasional (ARJUNA) dengan peringkat yang tinggi. Bahkan, IAIN Kudus memiliki jurnal QIJIS yang berskala internasional dan bereputasi global dengan index Scopus. Hal ini tidak lepas dari sistem pengelolaan yang sangat serius dan matang. “Sebenarnya, justru Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta perlu belajar dari IAIN Kudus yang telah memiliki jurnal terindeks scopus dan hampir sinta semua. Bagaimana kiat-kiatnya?,” tanya Lilik
“Kaprodi-kaprodi di sana otomatis menjadi tim jurnal, dan mereka adalah tim editor, dan masing-masing program studi memiliki satu jurnal. Yang terbakar adalah semangatnya untuk menuju sinta, kekompakan dan semangat,” jelas perwakilan dari IAIN Kudus
Kemudian hal ini ditutup oleh Dekan Fakultas Ushuluddin. “Saya mengharap bahwa Ushuluddin bisa lebih serius dalam mengelola jurnal seperti itu, tidak hanya 2 jurnal, tetapi juga lebih dari itu.” Pungkas Yusuf Rahman
Acara ditutup dengan memberikan souvenir dan tandatangan MoU antara Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Fakultas Ushuluddin IAIN Kudus.
Adapun yang turut berkunjung ke UIN Jakarta adalah Masrukhin (Dekan), R. Yuli Ahmad Hambali (Wakil Dekan I), Abdul Karim (Kaprodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir), Irzum Farihah (Kaprodi Aqidah dan Filsafat Islam), Salmah Faatin (Kaprodi Tasawuf dan Psikoterapi), dan beberapa dosen IAIN Kudus, seperti Moh Muhtador, Mukhamad Agus Zuhurul Fuqohak, Erina Rahmadjati, dan Rinova Cahyandani. (mnts)