Fakultas Ushuluddin bekerjasama dengan Konsuler Kebudayaan Rep. Islam Iran mengadakan Diskusi Publik bertemakan “Keadilan Sosial Perspektif Gus Dur dan Imam Khomeini”. Bertempat di ruang Teater Prof Dr Partosentono, Rabu (7/6).
Acara ini dihadiri oleh oleh Duta Besar Rep. Islam Iran Mr. Valiollah Muhammad selaku Keynote Speaker. Dalam penyampaianya Duta Besar Rep. Islam Iran mengatakan bahwa “Indonesia kaya dengan tokoh-tokoh berpengaruh begitu juga dengan Iran. Di Indonesia da Gus Dur maka di Iran ada Imam Khomeini”
Selain itu juga dalam acara ini menghadirkan dua narasumber yakni, Syaiful Arif (Penulis Buku Gus Dur dan Ilmu Sosial Transformatif), Mr. Abdor Reza Seifi (Konselor Kebudayaan Rep. Islam Iran) dan dimoderatori oleh Ach. Baiquni (Peneliti Pusat Studi Nusantara).
Selain narasumber, acara ini dihadiri jajaran pimpinan Fakultas Ushuluddin, diantaranya Dekan Fakultas Ushuluddin Prof. Dr. Masri Mansoer, M. Ag , Wakil Dekan Bidang Akademik Prof. Dr. Ikhsan Tanggok, M. Si dan Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama Dr. M. Suryadinata, MA.
Secara garis besar, para narasumber membahas tentang masing-masing pemikiran dan perjuangan kedua tokoh ini. “Salah satu yang diperjuangkan Gus Dur adalah Keadilan. Karena menurut Gus Dur salah satu ketentuan dasar yang dibawakan Islam adalah Keadilan, baik yang bersifat perorangan maupun maupun dalam kehidupan politik. Keadilan adalah tuntutan mutlak dalam Islam” ujar Syaiful Arif.
“Semangat perjuangan dan jihad Imam Khomeini, berakar pada pandangan akidah, pendidikan, lingkungan keluarga, dan situasi politik dan sosial di sepanjang masa hidupnya. Perjuangan beliau dimulai sejak masa remajanya, lantas berkembang kian matang seiring dengan perkembangan psikologis dan ilmiah Imam Khomeini,” jelas Mr. Abdor Reza Seifi.
Acara ini diakhiri dengan louncing buku Imam Khomeini dari Lahir dan Wafat, pembagian cinderamata kepada narasumber, pembagian doorprize untuk peserta dan buka bersama.