SERI #10 DISKUSI ONLINE DOSEN FAKULTAS USHULUDDIN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

“HAJI DAN PANDEMI: PERSPEKTIF SEJARAH DAN ANTROPOLOGI”

Narasumber: Drs. Dadi Darmadi, MA

Moderator: Prof. Dr. M. Ikhsan Tanggok, M.Si

Haji adalah ibadah wajib bagi setiap Muslim yang mampu, dan selama berabad-abad menjadi praktek keagamaan yang selalu dirindukan. Namun, di masa silam, ibadah Haji ke Mekah tidak selalu indah dan mudah, seperti anggapan orang pada umumnya. Di akhir abad ke-19 Masehi, W.H. Simpson, seorang dokter, menulis dengan getir: “Mekah, hemat saya, adalah tempat yang penuh bahaya bagi Eropa — ia adalah ancaman abadi bagi dunia Barat.” Sejak kemunculan wabah kolera di India tahun 1830an yang kemudian menjalar ke Eropa, ibadah Haji ke Mekah sering diasosiasikan dengan wabah endemik — kolera, demam kuning, cacar, tifus dan lain lain — dan itu menjadi horror tersendiri bagi bangsa Eropa, yang ironisnya kapal-kapal uap mereka banyak memfasilitasi keberangkatan para jamaah Haji mulai dari Batavia, Singapura, Bombay hingga Calcutta. Mengapa dulu sampai muncul anggapan bahwa tubuh jemaah Haji sebagai tempat berkembang biaknya penyakit? Mengapa Haji dianggap berbahaya dan bahkan ancaman bagi Eropa? Sedikit beranjak dari kajian normatif terkait ibadah Haji, diskusi ini membahas salah satu fase sejarah bagaimana ibadah Haji di tengah pandemi, dan bagaimana konteks sosial politik perjalanan ibadah Haji ke Mekah memaksa kekuatan kolonial Eropa bergerak ke garis depan untuk mengatur perjalanan manusia dan penularan wabah pandemik selama abad 19 hingga awal abad 20 Masehi dan kemudian secara perlahan membentuk praktek modern penyelenggaraan ibadah Haji di era selanjutnya.

Selasa, 11 Agustus 2020

14.00-16.00 WIB

ID Meeting: 823 3736 8276

Passcode: 579450